Alhamdulillah…
Akhirnya setelah melewati serangkaian proses, akhirnya kami dilantik
dan sekarang sudah naik ke tingkatan sabuk berikutnya…
Kata sempai; semakin gelap warna sabuk seseorang, maka seharusnyalah ia makin memahami tentang filosofi karate itu sendiri….
Betewe, mengenai filosofi karate, sudah pernah kita bahas beberapa waktu yang lalu.
Nah sekarang, kita akan membahas tentang dojo kun (yang artinya sumpah karate).
Jadi
keinget ngebahas ini, karena Waktu pelantikan kemaren, mendadak sempai
menguji kami hapal atau tidak sumpah karate. *gubrak* Diriku yang
notabene gak pernah mimpin upacara karate (tradisi sebelum memulai
latihan dan biasanya dipimpin oleh karateka yang sabuknya lebih tinggi)
otomatis jarang menghapal karena nanti cukup mengulang apa yang
diucapkan pemimpin upacara. Alhamdulillah, mendadak malam itu Ni bisa
lancar menyebutkan 5 sumpah karate *ajaib* yang kata sempai keterlaluan
kalau tidak kami hapal karena selalu dilafalkan sebelum dan sesudah
upacara. (gomenasai sempai!!)
Catatan ini Ni adopsi dari note Mbak Rin, sebenarnya mbak Rin membagi tridnya jati 4, Dojokun 1, 2, 3, dan 4
Tapi
untuk keefektifan pembaca, Ni akan meringkasnya menjadi 1 note saja.
Okeh, friendsfillah, cekidot thread rangkuman note si mbak ini…^^
Salam karateka…osh!!!
*********************
Dojo kun menyatakan filosofi dasar karate, sesuai ajaran bapak karate modern, Master Gichin Funakoshi. Master Funakoshi percaya bahwa, bagi karate-ka, dojo kun seharusnya tidak hanya dianggap sebagai seperangkat aturan perilaku di dojo, tetapi panduan untuk kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang kita pelajari di dojo, harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Maksudnya, untuk memperoleh manfaat sejati Shotokan karate-do, setiap mahasiswa harus mengambil prinsip-prinsip yang mendasari bentuk seni ini dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
DOJO KUN
==========
Jinkaku kansei koto ni tsutomuru
Makoto no michi o Mamoru koto
Doryoku tidak seishin koto o yashinau
Reigi o omonzuru koto
Tidak Keki yu koto o imashimuru
Sumpah Karate
=============
Sanggup Memelihara Kepribadian
Sanggup Patuh Pada Kejujuran
Sanggup Mempertinggi Prestasi
Sanggup Menjaga Sopan Santun
Sanggup Menguasai Diri
(ada versi lain dari sumpah karate, tapi tak usah dipermasalahkan, karena esensi pentingnya tetap sama)
Pertanyaannya, sudah sejauh manakah para karateka mengaplikasikan sumpah yang selalu diucapkannya?
Coba
kita hitung, jika dalam seminggu ada 2 kali sesi latihan di dojo, maka
dalam seminggu kita bersumpah sebanyak 4 kali, dan dalam sebulan ada16
kali sumpah yang diucapkan.
Sekali lagi, sumpah bukanlah suatu hal yang bisa dilanggar dengan sesukanya. Sebagai
muslim tentu saja ada sumpah lain yang jauh lebih sering kita ucapkan
dalam sehari, tapi aplikasinya tergantung dari diri masing-masing.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Jinkaku kansei koto ni tsutomuru
Seek perfection of character
Sanggup Memelihara Kepribadian
Ini
berarti bahwa seni karate lebih dari sekadar fisik. Semua pemula,
khususnya kaum muda, harus diajarkan pentingnya character building
melalui disiplin dan latihan keras. Untuk pemula, proses pembangunan
karakter dimulai dengan menyempurnakan teknik melalui pengulangan.
Semangat untuk berjuang akan dicapai sebagai salah satu keuntungan lebih
dan rasa percaya diri muncul melalui pengembangan teknik-teknik yang
lebih kuat.
Latihan
ditujukan untuk memotivasi munculnya semangat, tidak hanya untuk
berperang, melainkan untuk mengatasi masalah-masalah pribadi terutama
pada saat-saat sakit, krisis, stress, dan lain-lain. Ini adalah jalan
panjang untuk mengembangkan nilai-nilai spiritual dalam hidup. Dan
setelah konsep ini dipahami secara mendalam, akan memberikan manfaat
seumur hidup kekuatan batin dan kedamaian.
Poin
pertama ini merupakan tujuan akhir dari karate. Empat prinsip yang lain
dari dojo kun, dan juga seluruh niju kun, menjelaskan kepada kita apa
artinya untuk mencari kesempurnaan karakter. Nah, bagaimana kita dapat
berusaha untuk mengejar tujuan tertinggi ini. Ini adalah hal yang paling
penting. Kita mencari kesempurnaan karakter dari dalam ke luar, dari
diri kita sendiri lalu kita akan dapat membawakannya kedalam pergaulan
dan lingkungan sehari-hari. Ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan
setiap saat setiap hari dalam kehidupan kita.
Ini
juga berarti kita harus tidak pernah berhenti belajar dan terus
memperbaiki diri. Karate seperti hidup itu sendiri, merupakan sebuah
proses yang berkelanjutan. Merupakan pertumbuhan dan pendidikan bagi
kepribadian, sehingga menjadi sebuah proses yang berlangsung seumur
hidup.
Tak
usah jauh-jauh untuk mencari contoh untuk terus memperbaiki diri hingga
dapat mencapai poin pertama ini, ingatlah bahwa kita sudah diberikan
sesosok “model” yang menunjukkan karakter yang sempurna, Rasulullah
Muhammad SAW…..
Makoto no michi o mamoru koto
Be faithful
Sanggup Patuh Pada Kejujuran
Ada juga yang memaknai poin kedua ini sebagai KESETIAAN.
Untuk
setia tentu saja berarti bahwa kita harus bersikap jujur, baik terhadap
orang lain ataupun terhadap diri sendiri. Dan untuk melakukannya
berarti kita harus melakukan yang terbaik dalam segala sesuatu yang kita
lakukan.
Bila
kita setia kepada diri sendiri, maka orang lain-pun akan memiliki
keyakinan yang kuat kepada kita. Hal ini kelak menciptakan rasa saling
percaya di antara manusia. Setia kepada diri sendiri adalah penting
untuk mewujudkan tujuan pertama menjadi orang terbaik yang kita bisa.
Bagaimana
kita mampu menjadi sosok yang setia jika tak mampu jujur dengan apa
yang ada di dalam diri kita sendiri. Jika kejujuran ternoda, maka
kesetiaan bisa dipertanyakan. Untuk dapat setia, kita harus berpegang
teguh pada kejujuran. kejujuran yang berasal dari diri sendiri lalu
dibawakan kepada kehidupan sehari-hari selama berinteraksi dengan orang
lain, itulah yang akan melahirkan kesetiaan dalam diri kita
masing-masing.
Kejujuran
yang dibutuhkan hingga mencapai kesetiaan merupakan kejujuran yang
holistik, baik dari lisan, pikiran, maupun perbuatan dan perasaan.
Kejujuran merupakan mata uang yang berlaku dimana saja. Tak ada yang
meragukan arti penting kejujuran dalam hidup. Bahkan Rasull menjadi
tokoh yang disegani dan dihormati oleh seluruhh manusia di zamannya
karena kejujurannya. Karena kejujurannya, maka kesetiaannya dalam jalan
dakwah takkan diragukan lagi, dan kesetiaan pengikutnya juga tak kalah
hebatnya.
Doryoku no seishin koto o yashinau
Endeavor
Sanggup Mempertinggi Prestasi/ Sanggup Meningkatkan Daya Juang(versi Kyokushin)
Poin
ini mengajarkan kita untuk selalu memupuk keinginan agar mendapatkan
penghargaan dari hasil usaha kita dalam mengembangkan kemampuan. Bukan
artinya kita menjadi orang yang haus penghargaan dari orang lain, tetapi
penghargaan disini juga bisa berasal dari diri sendiri. Layaknya suatu
kompetisi, penghargaan hanya diberikan kepada yang terbaik, maka disini
kita dituntut untuk selalu berusaha menunjukkan yang terbaik, dan itulah
penghargaan tertinggi.
Poin
ini juga berbicara tentang bagaimana kita harus berusaha keras dalam
segala hal yang kita lakukan. Tidak peduli apapun yang kita lakukan,
entah itu pelatihan, bekerja, membina hubungan interpersonal, dan
sebagainya, lakukanlah dengan seratus persen. Jika kita tidak berusaha
untuk melakukan yang terbaik, berarti kita tidak setia kepada diri
sendiri dan orang lain, dan kita tidak berusaha untuk mencari
kesempurnaan karakter, yang berrarti juga, mulai berkurangnya makna dari
poin pertama dan kedua (yang sudah kita bahas sebelumnya)
Untuk
totalitas dalam berusaha, berarti diperlukan dedikasi dan komitmen
penuh untuk mencapai penguasaan dalam bidang apapun yang kita tekuni.
Agar memiliki penguasaan yang baik dalam suatu bidang, tidak mungkin
tanpa usaha keras dan pengorbanan dari kita. Kita harus senantiasa
berusaha secara sungguh-sungguh, tak hanya berusaha dipermukaannya saja,
atau berusaha hanya sekejap mata saja, tetapi sekali lagi, diperlukan
usaha keras dan pengorbanan.
Ingatlah,
jika kita termotivasi untuk selalu berusaha menjadi pribadi unggulan,
unggul bagi diri sendiri, dan unggul bagi sekitar. Maka kita akan
terdorong untuk selalu bersemangat dalam setiap usaha yang kita lakukan.
Entah dalam pekerjaan, entah dalam melaksanakan kewajiban, dalam
perjuangan, dan dalam seluruh aspek kehidupan yang kita jalani, kita
dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh dedikasi, komitmen dan
tangung jawab.
Selain
itu, poin ini juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berusaha
untuk menjadi pribadi yang menjadi semakin baik setiap harinya. Selalu
berusaha memperbaiki diri setiap hari untuk terus menjadi yang lebih
baik keesokan harinya.Selalu meningkatkan kualitas pribadi
masing-masing, dan selalu mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik
semaksimal mungkin. Tak ada kata berhenti dalam berusaha memperbaiki
diri, seperti Menurut Bruce Lee, tidak penting anda lebih hebat dari
lawanmu, yang lebih penting adalah kamu harus lebih baik dari dirimu,
kemarin. Jadi perwujudannya, setiap hari seseorang mesti lebih baik dari
harinya kemarin.
Tak diragukan lagi, jika dengan usaha maksimal, maka penghargaan yang didapat juga maksimal.
Karena itu, kita diajarkan oleh Islam untuk selalu berusaha melakukan segala hal dengan sebaik-baiknya dan secara kaffah. Dan juga diajarkan rasul bahwa hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik lagi dari hari ini.
====================================================
Oke, lanjut ke poin 4
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Reigi o omonzuru koto
Respect others
Sanggup Menjaga Sopan Santun
Rasa
hormat dan sopan santun kepada orang lain adalah bagian penting dari
kehidupan kita dalam berbudaya. Gichin Funakoshi menekankan bahwa karate
dimulai dan diakhiri dengan penghormatan. Dia juga menyatakan bahwa
tanpa alasan kesopanan, maka tidak ada dojo. Ini adalah refleksi dari
sifat formal masyarakat Jepang yang dapat diamati dari cara orang Jepang
menghormati orang lain, yaitu dengan cara membungkuk, selama
latihan,dan juga di rumah atau kantor. Sopan santun disini diperluas ke
semua hal, kepada guru, orang tua, pendidik, hukum, alam, dll
Bela
diri sejati selalu menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Dan itu
adalah sesuatu yang seharusnya ada di dalam hati kita masing-masing.
Menunjukkan rasa hormat adalah tanda kerendahan hati, dan kerendahan
hati adalah hal penting untuk mampu membuka pikiran, yang pada
gilirannya, pikiran yang terbuka adalah sangat diperlukan untuk belajar
dan untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Kita
selalu dapat belajar sesuatu dari setiap orang yang kita temui.
Demikian juga, setiap orang yang kita jumpai bisa menjadi lawan yang
bisa menjadi ancaman bagi kita, secara fisik dan non-fisik, juga
sebaliknya. Dalam kasus kedua, jika kita mampu menghormati semua orang,
maka kita akan terhindar dari permusuhan, dan kita akan mendapatkan hal
terbaik dari setiap pengalaman, maka kita akan mampu menarik hikmah dann
pelajaran dari setiap hal.
Poin
ini mengajrkan kita untuk senantiasa menjaga diri dalam bersikap dan
selalu menghormati orang lain. Untuk selalumenjunjung tinggi nilai-nilai
etika dan akhlak, dan selalu menjadi pribadi yang rendah hati.
Jika kita menghormati orang lain, maka penghormatan juga yang akan kita dapatkan.
Jika
seseorang keluar dari rumah, pikirkan ada jutaan lawan tengah menunggu.
Jika kita tak mampu menjaga sopan-santun maka bersiaplah menghadapi
jutaan lawanyang tengah menunggu di luar rumah kita, yaitu orang-orang
disekitar kita yang tersinggung oleh sikap kita yang tak mampu menjaga
sopan santun. Orang-orang akan bersikap sesuai dengan sikap kita kepada
mereka (bahkan lebih dari yang kita lakukan)
so,
nggak salah seluruh pendidikan akhlak yang sudah diajarkan kepada kita
jauh hari oleh sosok yang bertugas memperbaiki akhlak manusia.
Kekki no yu o imashimuru koto
Refrain from violent behavior
Sanggup Menguasai Diri
Ini
adalah peringatan untuk tetap tenang dalam setiap keadaan. Kontrol diri
sangat diperlukan setiap saat, dari dalam diri kita sendiri. Konflik
dalam diri adalah suatu bentuk kekerasan mental yang dapat mengarah
kepada tindakan kekerasan nyata, yang merupakan sesuatu yang harus kita
coba untuk hindari dengan segala cara. Seorang ahli bela diri harus
selalu memegang kendali penuh atas dirinya, yang diawali dengan
ketenangan batin, dan dengan ketenangan pikiran. Jika kita dipaksa untuk
membela diri sebagai langkah terakhir, maka semua orang berhak untuk
melakukannya. Tetapi kita hanya akan berhasil membela diri sendiri
ketika ketika mempertahankan ketenangan diri, pikiran yang jernih, dan
dalam hal ini menggunakan teknik karate untuk melindungi diri sendiri
akan benar-benar menjadi reaksi of the last resort….
Kekerasan tak pernah jadi alasan terbaik menyelesaikan masalah. Special buat teman-teman yang perempuan,JANGAN PERNAH BERPIKIR UNTUK BENAR-BENAR “BERTARUNG”.
Bagaimanapun juga, perlindungan yang terbaik untuk perempuan adalah
selaluberhati-hati, jangan pernah jumawa (apalagi sampai menurunkan
kewaspadaan) dan jika dapat masalah, usahakan untuk pergi dari situ
secepatnya dan segera cari pertolongan.
Satu
hal penting, jangan merasa tangguh karena sudah belajar MA (material
art). Diatas langit masih ada langit dan kita tidak pernah tau siasat
orang. Walaupun satu lawan satu dan lawan ga pake senjata dan bahkan
lebih kecil dari kita, sebisa mungkin hindari konflik dan jangan anggap
remeh.
Mengutip dari salah seorang yg saya hormati,
” Where are you? Competition? you must agree with rules!!Real Fight? You can do with deadly art of dirty trick!!Think smart!! then, you are become to the best Martial Artists!!”
Seseorang
yang bekarakter dapat berjalan menjauh dari konfrontasi karena ia
mengendalikan emosi dan berdamai dengan dirinya sendiri. Dia tidak perlu
untuk menguji kemampuannya di jalan. Dia menang tanpa bertarung dan dia
tidak akan menyesal karena tidak ada seorang pun akan terluka fisik
maupun mental.
Ada kisah menarik dari seorang Master Gichin Funakoshi.
Kapanpun
nama Gichin Funakoshi disebutkan, akan mengingatkan kita pada
perumpamaan “ A man of Tao (Do) dan “ A little Man”. Dikatakan seorang
murid bertanya “ Apa bedanya antara- a man of tao -dengan a little man
?” Guru menjelaskan ,” sederhana sekali, ketika a little man menerima
“dan” ( kelulusan atau rangking ), dia tidak akan sabar menunggu untuk
pulang kerumah dan naik keatas kemudian mengatakan kepada semua orang
bahwa dia telah mendapatkan “dan” pertamanya. Ketika menerima “dan”
keduanya, dia akan naik hingga ke ujung tiang dan mengumumkannya kepada
semua orang. Ketika menerima “dan” ketiganya, dia melompat di atas
mobilnya dan berparade keliling kota sambil membunyikan klakson,
memberitahukan kepada semua orang tentang “dan” ketiganya”.
Guru
melanjutkan, “ Ketika- a man of Tao-menerima “dan” pertamanya, dia akan
menundukan kepalanya sebagai tanda berterima kasih dan bersyukur.
Ketika menerima “dan” keduanya, dia akan menundukan kepalanya hingga
kebahu. Ketika menerima “dan” ketiganya, dia akan menundukan kepalanya
hingga pinggang dan diam-diam dia berjalan disamping dinding sehingga
orang tidak dapat melihat dia.
Funakoshi
adalah “ a man of Tao”. Dia tidak memiliki keistimewaan apapun dalam
sebuah kompetisi, catatan kemenangan, atau kejuaraan. Keistimewaannya
terletak pada kepribadiannya.
Itulah arti kerendahan hati. Makin tinggi yang diraih seseorang, makin rendah hatinya.
Ah,
makna “menguasai diri” disini memang tak terbatas pada mengendalikan
diri untuk tidak gedebag-gedebung. Disini juga mengikat kita pada
kerendahan hari, menghindari rasa tinggi hati dan jumawa. Bagaimana kita
sanggup berpikir jernih dan bijaksana. Bagamana kita bisa mengendalikan
pikiran dan perilaku kit secara penuh agar tidak melakukan hal-hal
buruk.
Ingat
nasehat yang diberikan kepada kita, mengendalikan diri adalah hal yang
sulit. Mengalahkan diri sendiri adalah jauh lebih sulit dibandingkan
mengalahkan orang lain.
Mengendalikan
diri sama saja artinya mengendalikan hawa nafsu. tak hanya ketika
berpuasa saja kita harus menahan diri, menahan hawa nafsu selayaknya
harus setiap saat. Artinya, berpuasalah setiap saat……
Salam….
OSU!
******
Semoga kita bisa menerapkan filosofi dan makna-makna yang terkandung dalam sumpah karate di atas…
Sulit memang, tapi tidak ada yang tidak mungkin jika kita MAU berusaha,
Permasalahannya bukan BISA atau TIDAK, tapi MAU atau TIDAK….
Taekwondo
Silat